Categories: opinipolitik

sinetron sistemik bank century

Kasus Bank Century memang sama sekali bukan sinetron TV manapun juga saat ini. Kasus ini adalah kasus aktual yang dikaitkan dengan kecurigaan korupsi hingga menguapnya sejumlah besar uang negara. Mengenai proses penyelidikan Pansus Bank Century dan dinamika sosial politik yang mengikutinya dapat dibaca di berbagai media massa ataupun ditonton di layar tv.

Lalu kenapa disebut sinetron ? Saya rasa tidaklah berlebihan bila disebut demikian.. Karena pemberitaan serta penyiaran langsung oleh media memang menyisipkan aspek drama yang cukup kuat sehingga mengundang berbagai reaksi emosional dari para penontonnya. Lebih menjadi sinetron lagi karena pada acara pemanggilan saksi dan beberapa rapat pansus disiarkan secara langsung oleh TV One dan Metro TV, dilengkapi juga komentar-komentar para ahli dan provokasi para news achor. Syuting sinetron stripping istilahnya..

“Jangan khawatir fakta yang kita punya tidak menarik bagi masyarakat.. Kita, orang media tahu caranya. Kita angkat sisi tertentu untuk menggugah empati dan simpati.. Kita tambahkan drama pada setiap aspek potensial.” Ungkap seorang pimpinan media nasional

Seperti melengkapi drama tersebut penontonpun rajin berkomentar. Terima kasih kepada perangkat jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter, kita jadi punya kesempatan merekam dinamika sosial terkait dengan sinetron Bank Century ini. Posting ini pastinya tidak membahas substansi kasus Bank Century melainkan mencoba menampilkan scuplik rekaman emosi penonton sinetron Bank Century pada dunia maya..

Sistemik

Istilah sistemik ini kemudian diperdebatkan oleh banyak pakar ekonomi dan politik, yang hingga ini masih aktual untuk dibahas. Di sisi lain masyarakat banyak juga yang terhibur dengan meningkatnya popularitas istilah sistemik. Kecenderungan tanggapan masyarakat untuk istilah ini adalah istilah yang bila ditambahkan kepada sebuah kerumitan akan terdengar lucu dan menimbulkan kegelian. Ekspresi masyarakat yang terekam oleh saya dapat dilihat di bawah ini:

klik untuk memperbesar

Gosip, dukungan dan popularitas

Sikap dan tanggapan masyarakat terhadap sinetron Bank Century tidaklah terlepas dari pengaruh gosip dan provokasi yang dihembuskan oleh berbagai pihak yang berkepentingan. Partai politik misalnya, berusaha membentuk opini publik melalui jalur formal maupun informal. Jalur informal tersebut dapat merupakan gosip yang dihembuskan melalui pihak ketiga hingga demonstrasi oleh lembaga afiliasi (underbow). Di sisi lain ada media yang senantiasa menjadi “kompor” untuk setiap gosip kontroversi.

Bukan hanya partai politik dan media massa saja yang berusaha mempengaruhi opini publik, bahkan presiden dan berbagai pribadi terkait juga melemparkan wacana ke publik untuk mempengaruhi opini publik. Presiden melalui konferensi pers dan berbagai kesempatan lainnya cenderung menanggapi gosip dan bahkan memunculkan wacana (untuk menjadi gosip) baru.

Dampak dari wacana-wacana (gosip) yang dihembuskan tersebut membuat sebagian penonton sinetron ekspresif bersikap dan menyatakan dukungannya. Dukungan pada dunia maya yang paling terlihat mengalir untuk Sri Mulyani, setelah isu (gosip) bahwa yang bersangkutan akan dikorbankan untuk mempertahankan keutuhan pemerintahan SBY Boediono. Dukungan tersebut antara lain dapat dilihat di facebook dan di tentukan.com. Ada juga dukungan yang tendensius seperti salah satu notes facebook.

Popularitas Sri Mulyani menduduki posisi teratas dalam sinetron Bank Century ini, meskipun kemunculan beliau hanya pada beberapa episode saja. Aktor lain yang juga mendulang popularitas pada sinetron ini antara lain: Boediono, Presiden SBY, Ruhut Sitompul, Ichsanuddin Noorsy, Amir Sjamsudin, Gayus Lumbuun dan beberapa “pendatang (yg relatif) baru” seperti Maruarar Sirait, Gandjar Pranowo dan lain-lain.

Pembelajaran bagi masyarakat

Terlepas dari aspek drama dan dramatisasi dari proses Pansus Bank Century ini, saya melihat bahwa terjadi pembelajaran yang berharga bagi masyarakat. Pembelajaran bukan hanya pada bidang politik dan ketatanegaraan saja, melainkan juga pemahaman terhadap perekonomian, keuangan, dan komunikasi pada umumnya. Pembelajaran di tengah proses politik ini tentunya juga mengalami hambatan dari kepentingan-kepentingan yang berlawanan, bahkan ada kecenderungan terjadi upaya pembodohan. Satu tulisan bagus yang saya rangat rekomendasikan untuk dibaca adalah tulisan dari Dhandy Dwi Laksono, yang memberikan pencerahan mengenai proses komunikasi di sekitar Proses Pansus Bank Century ini.

dan komentar yang baik juga dari Davi,

Demikianlah posting saya mengenai sinetron Bank Century yang sampai sekarang masih digandrungi. Untuk sedikit melengkapi ilustrasi dari drama ini, saya sertakan beberapa link. Silakan menikmati. Links:

Recent Posts

3 Kunyuk Ex Covid-19

Tuesday, 21 July 2020, 02.53 Ini kisah nyata. Pertengahan Juli ini, di sebuah warung kopi di bilangan Jalan Sabang, Jakarta Pusat,…

4 years ago

HIkmat Kebijaksanaan

Tiga alinea awal Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah mengenai Kemerdekaan Bangsa Indonesia. Ketiga alinea itu secara singkat dan lugas menyatakan…

6 years ago

Mengapa Kita Tertipu

Kalau kamu pemerhati sejarah, saya yakin kamu sepakat bahwa penipuan terjadi sejak peradaban manusia terbentuk. Dan bila kita jujur, kita…

6 years ago