Awalnya saya terinspirasi oleh plurk dari mas Boy Avianto yang mengungkapkan keinginannya untuk menjelajah Jakarta karena jalanan Jakarta sudah relatif sepi karena ditinggal mudik sebagian penduduknya. Nah hasrat saya untuk ngebut jadi bangkit kembali setelah lama nggak ngebut bareng Ivan, yang sekarang mendapat hambatan banyak untuk ngebut lagi.
Untuk memulai lagi sesuatu yang sudah lama kita tidak lakukan tidak semudah yang diucapkan, pada kasus ini bangun pagi adalah tantangan terberat. Kenapa mesti pagi? Bukankah jalanan Jakarta sedang kosong-kosongnya?
Saya merasa bahwa yang paling aman tetap menggunakan modus dan track yang sama yaitu Jagorawi, dengan range waktu pk. .05.00 – 08.00. Saya bilang aman karena meskipun disebut jalanan Jakarta kosong bukan berarti jalanan Jalarta benar-benar kosong. Pada kenyataannya masih banyak motor-motor dengan tujuan mudik berkeliaran pada subuh hari tadi. Harus Jagorawi untuk mencapai top speed, yang pastinya akan sangat sulit dicapai pada track pendek apalagi ada gangguan. Subuh hingga jam 8 pagi adalah waktu yang paling sepi di jalan, khususnya jalur Jagorawi ke arah Jakarta dari Ciawi.
Berikut laporannya:
Saya bangun terlambat, pk 05.15, langsung mengumpulkan nyawa dan bergegas mempersiapkan si Hijau. Tepat jam 05.30 saya berangkat dari rumah, track dari rumah sampai ke pintu tol Lebak Bulus jadi ajang pemanasan untuk si Hijau. Dari Lebak Bulus saya mulai memacu si hijau hingga ke pintu tol Cibubur, yang kami tempuh tidak lebih dari 10 menit. Pada track ini saya juga mempersiapkan kamera pocket Olympus untuk siap merekam dalam kondisi tidak stabil, yaitu merubah setting otomatis untuk sport shots.
Setelah masuk tol Jagorawi saya mendapati bahwa jalanan sangatlah tidak kosong seperti yang saya bayangkan. Sepertinya banyak juga keluarga yang merencanakan perjalanannya dimulai dari subuh untuk menghindari macet. Saya pun nyadar bahwa dalam kondisi seperti ini kami tidak akan bisa mencapai kecepatan tertinggi, jalanan terlalu ramai dan terlalu banyak mobil yang berjalan lambat (mereka pikir mereka sudah ngebut).
Ketika mendekati Sentul, saya baru menyadari bahwa bensin sudah menipis (liat image deh) karena memang saya tidak merencakan dengan baik perjalanan ini. Terpaksa deh kami mampir isi bensin di SPBU Sentul, dan ternyata harus antri bersama para pemudik. Tjapeee deech..
Bensin hanya diisi setengah tengki saja, dengan harapan tidak menambah beban si Hijau (bener ga siih?). Keluar dari SPBU Sentul kami langsung ngebut lagi, tapi itu tidak berlangsung lama karena kami sudah tiba di pintu tol Ciawi. Cilakanya antrian di pintu tol Ciawi ini ternyata jauh lebih panjang debandingkan antrian SPBU tadi. Sebel jadi muncul karena sebagian dari para pengantri melakukan manuver-manuver serobotan demi mencapai pintu tol secepatnya.
Jadi dech kami menunggu sekitar 15 menit sampai mendapat giliran untuk membayar tol.
Selepas dari tol Jagorawi, saya sempet ragu untuk naik ke puncak atau arah lain, karena sudah terbayang betapa macetnya arus ke puncak. Karena si Hijau tidak bisa menunggu saya berlama-lama dalam keraguan maka saya putuskan untuk mengarahkan si Hijau ke Rancamaya saja, dengan harapan dapat menikmati sedikit pemandangan indah di pagi hari.
Sangatlah tidak salah untuk memilih Rancamaya. Mungkin karena orang sudah banyak yang bersibuk dengan persiapan lebaran atau mungkin masih berpuasa, jadi sedikitlah orang yang berminat membanjiri arena golf Rancamaya. Si Hijau saya titipkan di tempat parkir yang nyaman sedangkan saya ngopi (tidak puasa) di Club House nya Rancamaya (06.35)
Harus diakui bahwa Rancamaya Country Club memang ditata rapi dan punya banyak spot bagus untuk menikmati keindahan alam. Jadilah saya jepret beberapa kali keindahan tersebut. Ini saya sertakan juga beberapa hasil jepretan saya.
Setelah dua cangkir kopi dan beberapa jepretan, saya memutuskan untuk bergerak kembali ke Jakarta, mengingat jam Dark Knight sudah menunjukan pk. 07.20 dan Jagorawi pastinya sudah akan disemuti lagi oleh mobil-mobil lamban. Ya kami bergegas, tapi tidak melupakan pose narsis..
Seperti tak rela meninggalkan udara segar dan pemandangan yang indah bersih, kami berjalan perlahan-lahan keluar dari komplek Rancamaya. Dalam benak saya, “asyik banget nih pastinya kalau bisa sama pacar di pagi hari di sini” :). Melintas perempatan Ciawi jam 07.38.
Seperti yang kami harapkan, suasana ketika memasuk tol Jagorawi sangatlah lengang. Hanya ada dua-tiga mobil yang mengarah ke Jakarta. Tiba di pintu masuk tol Ciawi jam 07.41, kami langsung berusaha mencapai top speed. Kamera sudah saya set kembali untuk merekam speedometer pada saat kecepatan tertinggi tercapai. Kenyataannya sangatlah tidak mudah untuk melakukannya, karena saya pun tidak ingin hilang konsentrasi dari track. Saya pikir sebenarnya kita sempat mencapai 225 km/h tapi tidak dapat shot yang bagus.
Sepanjang tol Jagorawi kami dua kali melewati polisi jalan raya, satu naik motor besar, satu lagi naik Galant. Berbeda dengan kelakuan saya sebelumnya, kali ini saya tidak mengurangi sedikitpun kecepatan. Nggak tau juga kenapa sopan santun itu
bisa terlupakan. Tidak ada juga mobil yang berusaha menyaingi kecepatan kami selama perjalanan (yang selalu membuat saya wondering: kenapa ya?).
Kami keluar di pintu tol Kampung Rambutan sekaligus masuk ke tol JORR. Waktu tempuh selama di tol Jagorawi tersebut adalah 7 menit. Catatan waktu tersebut bukan rekor, begitu juga kecepatan tertinggi yang bisa dicapai. Rekor kecepatan yang bisa saya capai sebelumnya adalah 235 km/h. Menurut teknisi Audi, untuk mendapatkan kecepatan yang lebih, kita harus melepas setting pembatas kecepatan elektronik pada ECU (yang saya belum berminat). Namun catatan hari ini mengindikasikan bahwa si Hijau masih relatif sehat walaupun bukan pada kondisi yang optimal.
Kesimpulan ngebut pagi tadi: saya senang dan bersyukur. Meskipun bukan balapan tapi rasanya segar bisa melepaskan hasrat dan adrenalin setelah sekian lama keinginan ini tidak tercapai. Harapan saya untuk acara ngebut berikutnya adalah bisa mendapatkan teman (navigator) yang mau (dan berani) merekam acara ngebut ini. Oh , bagi yang belum mengenal si Hijau… bisa dilihat profilnya di sini.
waaahh asiknya acara ngebut pagi itu…next time boleh juga ya ikutan..jadi navigator apa penumpang yaa???uummm..
oo.. jadi gini to ceritanya sampai ke Rancamaya..
Btw, makasih foto2nya. Jadi tau betapa indahnya di sana.. belum pernah siih:(
Hebat Boss ya bisa ngebut sedemikian cepat di jalan umum, sambil membahayakan diri sendiri dan (ini yg terpenting) membahayakan orang lain?
@Jiung tidak membahayakan diri sendiri ataupun orang lain kok.. 🙂